|
Kejujuran dalam beragama |
Diriwayatkan oleh Abdurrazzaq dengan sanad shahih, An-Nasai dan lain-lain, dari Syaddad bin Al-Had bahwa ada seorang laki-laki Arab Badui datang kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam kemudian beriman kepada apa yang dibawa oleh nabi dan mengikuti beliau. Badui tersebut berkata kepada nabi, “Aku akan berhijrah bersamamu,” Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat memberikan nasihat agama kepadanya.
“Hidup adalah Ujian” Penggalan Kalimat ini sering kita dengar, bukan tidak berdasar tetapi sesuai dengan firman Allah
menjadikan hidup ini sebagai ujian,“Yang
menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang
lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”, (QS. Al-Mulk: 2 )
Dari diayat tersebut kita bisa memahami bahwa hidup ini dijadikan sebagai
ujian bagi manusia, apakah manusia itu berhasil
keluar sebagai Insan Kamil yang mengisi hidupnya dengan amalan-amalan
dan berguna bagi manusia lainnya (bukan hanya sesama umat Islam) karena islam
hakikatnya adalah ketuhanan dan kemanusian, hablumminallah wa hablumminannas
seperti yang tertuang pada dua kalimat syahadat. Ataukah sebaliknya menjadikan
diri kita adalah bagian dari masalah.