PLAGIARISME
![]() |
Sumber Gambar rmtcumi.wordpress.com |
Anti Plagiarisme adalah sebuah gerakan yang bertujuan untuk mengajarkan kepada kita semua agar menghargai karya tulis orang lain. pengakuan terhadap karya orang lain adalah sebuah budaya yang harus dilestarikan di dunia akademik sebagai penghormatan pemilikan gagasan dan ide (properti Intelektual).
Plagiarisme adalah kejahatan akademik.
Ulasan lengkap tentang tatacara sintasi dan plagiat yang di sadur dari dari sumber asli filsafat.ugm.ac.id/aw/Plagiat.doc (diakses pada tanggal 19 Juli 2012) tanpa ada penambahan tau pengurangan satu huruf atau kata. tulisan berikut ini bermaksud untuk memberi pemahan kepada khalayak ramai bagaimana cara sintasi yang benar dan sebagai gerakan anti plagiarisme....
Ulasan lengkap tentang tatacara sintasi dan plagiat yang di sadur dari dari sumber asli filsafat.ugm.ac.id/aw/Plagiat.doc (diakses pada tanggal 19 Juli 2012) tanpa ada penambahan tau pengurangan satu huruf atau kata. tulisan berikut ini bermaksud untuk memberi pemahan kepada khalayak ramai bagaimana cara sintasi yang benar dan sebagai gerakan anti plagiarisme....
DAN CARA MENGHINDARINYA
A.
Pengantar
Dalam jenjang studi sebelumnya,
seorang mahasiswa mungkin diijinkan atau bahkan didorong untuk menggunakan
karya orang lain tanpa memberikan pengakuan terhadap karya orang itu. Namun,
dalam kebudayaan akademik, ada tradisi untuk menghormati hak pemilikan terhadap
gagasan; yaitu bahwa gagasan dianggap sebagai properti intelektual. Karena itu,
memberikan pengakuan terhadap gagasan orang lain yang diambil sebagai rujukan
oleh mahasiswa adalah sangat penting [...]
Setiap saat mahasiswa menggunakan
kata-kata dari penulis lain, mahasiswa harus menghargai penulis itu dengan cara
menyebutkan karya yang perkataannya sudah diambil (baik dengan teknik
pengutipan formal maupun informal). Bahkan, setiap kali mahasiswa menggunakan hanya
ide dari penulis lain, atau melakukan parafrase
terhadap gagasan penulis lain, mahasiswa harus menghargai penulis tersebut. Jika tidak, maka mahasiswa dapat dikatakan
telah melakukan kejahatan akademik yang serius, yaitu plagiarisme. Plagiarisme adalah mencuri gagasan, kata-kata, kalimat
atau hasil penelitian orang lain dan menyajikannya seolah-olah sebagai karya
sendiri. […]
Plagiariasme dan berbagai bentuk kecurangan akademik dilarang di
banyak universitas karena alasan sederhana bahwa kebenaran dalam ilmu
pengetahuan tidak boleh dirusak, dan bagi banyak ilmuwan kebenaran inilah yang membuat
seluruh pekerjaan ilmuwan menjadi berharga […]
B. Plagiarisme Sebagai Bentuk Kecurangan Akademik
Kecurangan akademik (academic fraud) dapat
mengambil berbagai bentuk. Bentuk yang paling umum adalah mencoba mencontek
atau menggunakan kertas contekkan dalam ujian. Tetapi, meskipun plagiarisme
juga dianggap sebagai bentuk kecurangan akademik, kedua konsep tersebut sering
dipisahkan. Pengertian kecurangan meliputi tindakan sebagai berikut:
- menggunakan bantuan dalam ujian (kalkulator,
handphone, buku, outline, catatan dsb) yang penggunaannya tidak
mendapatkan ijin secara terbuka;
- mencoba membaca apa yang ditulis kandidat lain
selama ujian, atau bertukar informasi di dalam atau di luar tempat ujian;
- menggunakan identitas orang lain selama ujian;
- memiliki soal ujian yang akan dikerjakan
sebelum jadwal ujian dilaksanakan;
- memalsukan atau membuat-buat jawaban wawancara
atau survei atau data riset
Sedangkan plagiarisme meliputi tindakan sebagai berikut:
- menggunakan atau mengambil teks, data atau
gagasan orang lain tanpa memberikan pengakuan terhadap sumber secara benar
dan lengkap;
- menyajikan struktur, atau tubuh utama gagasan
yang diambil dari sumber pihak ketiga sebagai gagasan atau karya sendiri
bahkan meskipun referensi pada penulis lain dicantumkan;
- mengambil materi audio atau visual orang lain,
atau materi test, sofware dan kode program tanpa menyebut sumber dan
menampilkannya seolah-olah sebagai karyanya sendiri;
- tidak menunjukkan secara jelas dalam teks,
misalnya dengan tanda kutipan atau penggunaan lay-out tertentu, bahwa kutipan literal atau yang mendekati
literal dimasukkan dalam sebuah karya, bahkan meskipun rujukan yang benar
terhadap sumber sudah dimasukkan;
- memparafrase (mengubah kalimat orang lain ke
dalam susunan kalimat sendiri tanpa mengubah idenya) isi dari teks orang
lain tanpa rujukan yang memadai terhadap sumber;
- menggunakan teks yang pernah dikumpulkan
sebelumnya, atau menggunakan teks yang mirip dengan teks yang pernah
dikumpulkan sebelumnya untuk tugas sebuah mata kuliah;
- mengambil karya sesama mahasiswa dan
menjadikannya sebagai karya sendiri
- mengumpulkan paper yang dibuat dengan cara
membeli atau membayar orang lain untuk membuatnya.
Definisi di atas tentu saja hanya mengatur
kecurangan dan plagiarisme dalam situasi ujian atau test. Ini berarti bahwa
definisi itu tidak berlaku untuk plagiarisme yang dilakukan ketika mahasiswa
sedang membuat draft tulisan atau dokumen persiapan yang lain untuk tesis atau
paper. Jika dosen mendeteksi adanya plagiarisme dalam tahap persiapan, maka sudah
seharusnya dosen mengingatkan mahasiswa bahwa jika draft itu dikumpulkan
sebagai teks yang definitif maka akan bisa terjadi masalah.
Plagiarisme
yang terjadi dalam tahap persiapan, kemudian terdeteksi dan akhirnya mahasiswa
melakukan perbaikan terhadap tulisannya, mengindikasikan bahwa mahasiswa tidak secara sengaja melakukan
plagiarisme. Plagiarisme semacam ini dikategorikan sebagai ”plagiarisme tidak
sengaja” (inadvertent plagiarism),
yaitu plagiarisme yang terjadi karena ketidaktahuan (ignorancy) terutama adalah ketidaktahuan dalam cara menggunakan
dokumentasi, mengutip dan melakukan parafrase. Tetapi ”plagiarisme tidak sengaja”
(inadvertent plagiarism) adalah tetap sebuah tindakan
plagiarisme dan pelakunya dapat dikenai sangsi yang sama seperti halnya
plagiarisme yang sengaja (deliberate
plagiarism). Plagiariasme sengaja adalah tindakan plagiarisme dengan niat
jahat untuk mencuri atau secara sengaja menjiplak karya orang lain demi
kepentingan diri sendiri dan umumnya juga untuk kepentingan jangka pendek,
misalnya, agar cepat lulus. Tetapi, berbeda dengan plagiarisme dengan sengaja
yang pelakunya biasanya diberi hukuman yang sepadan sesuai dengan peraturan
dalam sebuah universitas, plagiarisme secara tidak sengaja dapat dicegah dengan
menunjukkan bagaimana cara menghindari plagiarisme.
![]() |
Sumber gambar lib.geo.ugm.ac.id |
C. Cara Menghindari Plagiarisme
Lembaga
pendidikan atau fakultas kemungkinan memberikan panduan untuk membantu
mahasiswanya menghindari plagiarisme dalam bidang ilmu yang ditekuninya. Untuk
tugas akademik tertentu, seperti skripsi, tesis atau disertasi, mahasiswa biasanya
diharuskan membuat pernyataan secara formal bahwa karya tulis yang
dikumpulkannya adalah murni hasil karyanya sendiri dan bukan hasil plagiarisme.
Ini adalah salah satu instrumen yang bisa dipergunakan untuk mencegah
terjadinya tindakan plagiat.
Namun,
ada pengetahuan atau teknik-teknik tertentu yang dapat dikuasai mahasiswa agar terhindar
dari tuduhan melakukan plagiarisme. Pengetahuan atau teknik ini antara lain berkaitan
dengan tata cara mengutip dan melakukan parafrase. Pengetahuan dan teknik lain
yang harus dikuasai mahasiswa seperti referensi di bahas dalam bagian lain buku
ini.
Pesan
paling penting dalam bagian ini adalah bahwa memberikan pengakuan kepada sumber
yang dikutip dan kemampuan untuk mengutip secara akurat sumber tersebut adalah
sangat penting.
C.1. Mengutip
Ketika mengamati
literatur riset, terutama ketika memfotokopi atau membuat catatan, mahasiswa
mungkin mengambil sebagian dari sumber secara harafiah dengan tujuan bahwa
bagian dari sumber yang diambil itu akan dimasukkan dalam laporan akhir tulisan.
Meskipun dalam tahap awal pengumpulan informasi, mahasiswa umumnya
diperbolehkan untuk mengakumulasi sebanyak mungkin kutipan yang cocok untuk
dipilih, mahasiswa harus tetap menyeleksi kutipan yang dipergunakan dalam
laporan akhir tulisan secara bijaksana dan hemat. Kutipan yang berlebih-lebihan
seringkali dapat disamakan dengan ”argumen yang tidak terintegrasi dengan baik”.
Kriteria seleksi yang penting sangat relevan, sementara dasar pertimbangan
mekanisnya adalah panjang kutipan. Kutipan yang panjang jarang bisa dibenarkan,
dan sering menyebabkan pembaca tidak bisa mengingat gagasan siapa yang sedang
dibicarakan.
Kemampuan
mengutip karya orang lain secara tepat merupakan indikator utama dari tulisan
kesarjanaan. Bagian ini akan mendiskusikan kapan dan apa yang dapat dikutip,
dan akan menguraikan secara agak rinci kebiasaan yang harus diikuti dalam
mengutip karya atau gagasan orang lain.
C.1.1. Kapan Mengutip?
Meskipun
keputusan akhir tentang kapan kita mengutip akan bergantung pada masalah yang
sedang diteliti dan pada pertimbangan mahasiswa sendiri, sejumlah panduan dapat
membantu mahasiswa dalam membuat pertimbangan kapan sebaiknya mengutip:
1.
Kutipan langsung hanya dipergunakan
ketika kata-kata asli pengarang diungkapkan secara ringkas dan sangat meyakinkan,
sehingga mahasiswa tidak mungkin lagi untuk memperbaiki kata-kata itu. Dengan
demikian, kata-kata dalam kutipan semakin memperkuat, atau bahkan memberikan pukulan, pada tesis atau tulisan paper.
2.
Kutipan langsung mungkin dipergunakan
untuk mendokumentasikan argumen utama ketika catatan kaki (footnote) dianggap tidak mencukupi. Dalam kasus ini, panjang kutipan
harus dibatasi, dan hanya terdiri dari
bagian yang memang sangat esensial.
3.
Kutipan langsung
dapat
dipergunakan ketika mahasiswa ingin mengomentari, atau membantah atau
menganalisis gagasan dari penulis lain.
4.
Kutipan langsung mungkin
dipergunakan ketika perubahan, yang dilakukan melalui parafrase, dapat
menimbulkan kesalah-pahaman atau kesalahan-penafsiran, misalnya, dalam mengutip
kata-kata dalam hukum atau perundang-undangan, dalam menyatakan asumsi-asumsi
yang ada di balik prosedur statistik, atau dalam mengutip ekstrak dari
perdebatan parlemen, atau dari publikasi pemerintah yang lain.
5.
Kutipan langsung harus
dipergunakan ketika menyitir rumus matematika, ilmu alam atau yang lain.
6.
Untuk materi yang tidak diterbitkan (unpublished material), tidak ada
kewajiban untuk mendapatkan ijin dalam mengutip. Namun, jika sebuah tesis atau
skripsi diterbitkan, masalah hak cipta bisa saja muncul, dan dalam praktek
biasanya memang dianjurkan untuk terlebih dahulu meminta ijin dari penerbit
atau pengarangnya.
C.1.2. Aturan
Mengutip
Meskipun ada banyak keluwesan (fleksibilitas) dalam
memutuskan kapan mahasiswa mengutip, konvensi yang lebih ketat berlaku untuk aturan
mengutip.
1.
Kata-kata secara apa adanya (the exact words) dari pengarang atau dari publikasi resmi harus
dikutip. Exact berarti menggunakan kata-kata yang sama (the same
words), tanda baca yang sama (the same punctuation), ejaan yang sama (the same spelling), huruf
besar yang sama (the same
capitalization). Dalam mereproduksi kutipan secara apa adanya (exact), mahasiswa harus disarankan agar melakukannya
dengan sangat cermat. Tingkat akurasi
yang sangat tinggi adalah sangat esensial.
2.
Jika keterangan waktu (tenses) dari sebuah kutipan tidak sesuai dengan konteks ketika kutipan
itu dipergunakan, jika tidak ada ucapan (lafal) khusus yang harus dipergunakan,
misalnya, atau dalam kejadian tertentu sangat dibutuhkan, sisipan (interpolation) dapat dipergunakan dalam
materi kutipan. Akan tetapi, semua sisipan hendaknya disertakan dalam dua tanda
kurung persegi [...], bukan parentheses
(...), untuk menunjukkan bahwa kata-kata dalam dokumen asli telah diubah atau
bahwa kata-kata tersebut telah ditambahkan.
3.
Ketika kutipan terlalu panjang, atau ketika
mahasiswa hanya ingin menggunakan porsi tertentu yang diipilihnya, mahasiswa
diperbolehkan untuk menghilangkan bagian tertentu dari dokumen asli. Prosedur
ini dinamakan elipsis (pembuangan
kata). Prosedur ini harus
dipergunakan dengan cara yang sangat cermat (extra care), sehingga nada, makna dan tujuan dari ekstrak yang asli
tidak berubah. Untuk menunjukkan elipsis,
tiga titik ketukan harus disisipkan.
C.1.3 . Bagaimana Mengutip?
Jurusan
atau Fakultas yang berbeda mungkin mengadopsi kesepakatan yang berbeda tentang
bagaimana mengutip, namun ketika tidak ada aturan khusus yang berlawanan, ada prosedur
umum yang harus diikuti ketika mengutip.
a. Kutipan Pendek Vs Kutipan Panjang
Bentuk dasar sebuah kutipan ditentukan oleh panjang-pendeknya.
Kutipan Pendek (hingga sekitar tiga baris)
Pada kutipan pendek—tidak ada aturan pasti tetapi panjangnya kira-kira
hingga tiga baris--sudah menjadi sesuatu yang umum untuk memasukkan kutipan ke
dalam kerangka kalimat atau paragraf tanpa menganggu alur teks. Gunakan tanda
kutipan ganda pada awal dan akhir kutipan, dan tempatkan spasi yang sama sebagaimana
teks yang lain (yaitu, garis spasi satu setengah atau ganda):
Jelas bahwa masyarakat dewasa ini sangat bergantung pada teknologi komputer
dan akan semakin bergantung pada teknologi komputer ini. Sebagaimana dicatat
oleh pimpinan utama sebuah perusahaan pesawat terbang bahwa ”melalui bits dan bytes, dunia telah terkomputerisasikan selama limapuluh tahun
terakhir”.
Ada kemungkinan untuk menyatakan kutipan di atas dalam sejumlah cara. Salah
satu caranya adalah dengan menempatkan ”penomeran kecil ke atas” (superscript) pada akhir kutipan:
...”melalui bits dan bytes, dunia telah terkomputerisasikan
selama limapuluh tahun terakhir”.1
Sumber kutipan, karena itu, diberikan dalam
catatan kaki (footnote) (lihat bagian
tentang referensi/dokumentasi yang membahas konvensi footnote dalam buku ini). Perlu dicatat bahwa tidak ada spasi di
antara titik dan nomer catatan kaki.
Cara
kedua untuk menyatakan kutipan adalah dengan menempatkan penomeran dalam dua
tanda kurung persegi [...] di belakang kata-kata atau kalimat yang dikutip, dan
kemudian membuat daftar sumber dalam susunan referensi sesuai dengan nomer
kutipan:
...”melalui bits dan bytes, dunia telah terkomputerisasikan
selama limapuluh tahun terakhir”.[1]
Ketiga,
metode yang lebih luas dipergunakan dan lebih langsung dalam menyatakan kutipan
adalah dengan menggunakan teknik pengutipan (citation) dalam teks yang langsung menunjuk pada daftar referensi:
...”melalui bits dan bytes, dunia telah terkomputerisasikan
selama limapuluh tahun terakhir” (Ferguson 1991, p. 69)
Maka para pembaca mungkin merujuk pada daftar
referensi, yang tersusun secara alfabetik pada akhir sebuah karya tulis, untuk
menemukan kutipan. Perlu dicatat bahwa kutipan (citation) disertakan dalam parenthesis
(dua tanda kurung bulat) setelah tanda titik, sehingga menghubungkan kutipan
dengan kalimat yang menjadi bagiannya. Tidak ada tanda baca (punctuation) antara nama, tahun, halaman
referensi, dan koma setelah tahun. Singkatan untuk halaman (p.) dipergunakan,
atau jika kutipan lebih dari dua halaman, singkatan untuk halaman menjadi
(pp.).
Metode ketiga
tentang cara menyatakan kutipan ini disebut sebagai sistem penanggalan
pengarang (author-date system) (dan
kadangkala disebut sebagai sistem Harvard, menurut Universitas Harvard ketika
sistem tersebut menjadi terkenal pada tahun 1930an). Karena sistem Harvard
semakin banyak dipergunakan dalam tulisan kesarjanaan, contoh lain diberikan
dalam menggunakan sistem ini untuk mengutip karya tulis orang lain. Pengunaan
sistem Harvard dalam referensi atau dokumentasi dibahas dalam bab lain buku
ini.
Jika
merujuk pada volume khusus dari sebuah karya tulis yang menggunakan sistem
kutipan Harvard, volume dan juga nomer halaman jika diperlukan, harus dimasukkan
dalam parentheses (dua tanda kurung
bulat):
Ferguson (1990, Vol. 2, p. 67)
Namun, cara lain untuk menyatakan kutipan di
atas, juga termasuk dalam sistem Harvard, adalah dengan menempatkan nama
pengarang dalam teks yang diikuti oleh
tahun (dan nomer halaman secara benar) dalam dua tanda kurung.
Sebagaimana Ferguson (1990, p. 67), pimpinan utama salah satu perusahaan
pesawat terbang dunia mencatat, ”melalui bits dan bytes, dunia
telah terkomputerisasikan selama limapuluh tahun terakhir”
Ketika merujuk pada karya seorang pengarang,
tetapi bukan pada halaman atau volume khusus, nama pengarang langsung diikuti
dengan tahun. Alternatif dalam sistem Harvard adalah sebagai berikut:
(Ferguson 1990) atau
Ferguson (1990)
Jika ada lebih dari satu pengarang, semuanya
dimasukkan dalam kutipan:
(Ferguson and Clark 1990) atau
Ferguson and Clark (1990)
Karena akan sangat menyulitkan untuk membuat
daftar semua nama dari banyak pengarang, praktek yang biasa dilakukan dengan
empat atau lebih nama pengarang adalah dengan menggunakan singkatan dan lainnya
(et al.):
(Ferguson et al. 1990) atau
Ferguson et al. (1990)
Kadangkala referensi dibuat
untuk karya tulis yang berbeda. Kutipan lalu menjadi:
(Ferguson 1990;
Clark 1990)
(Ferguson 1990; Ferguson 1991)
Atau
Jika referensi adalah
untuk karya tulis oleh pengarang yang sama dan diterbitkan dalam tahun yang
sama, karya tulis yang berbeda dibedakan oleh huruf a, b, c…setelah tahun:
(Ferguson 1990a; Ferguson 1990b)
Dalam kasus tertentu, pengarang mungkin tidak
disebutkan. Jika karya tulis merupakan sebuah buku, judul karya tulis menggantikan
nama pengarang; jika karya tulis merupakan sebuah artikel surat kabar, nama
surat kabar menggantikan nama pengarang.
Politics in Fiji (2006) adalah sebuah....
Dilaporkan
(Australian 8 Juni 1993, p. 24)...
Kutipan
Panjang (biasanya empat baris atau lebih)
Sistem Harvard atau sistem penanggalan pengarang
dalam menyatakan kutipan berlaku untuk kutipan yang panjang, seperti halnya
yang juga berlaku untuk kutipan yang pendek. Akan tetapi, perlu dicatat pokok
berikut ini:
- Jangan pergunakan tanda kutipan pada awal dan
akhir kutipan.
- Pergunakan satu spasi (spasi rangkap) untuk
kutipan dan pergunakan alenia masuk (biasanya 1 cm) dari margin kiri.
- Beri pendahuluan kutipan secara benar. Titik
dua (:) seringkali ditambahkan setelah kata-kata pendahuluan:
Tanggapan orang tua terhadap eksperimen tersebut sangat menarik. Pertama-tama, semuanya menginginkan anak-anak
mereka dilibatkan. Guru kelas merekam apa yang terjadi ketika para murid membawa
lagi komputer laptop mereka ke rumah:
Sangatlah menarik mendengarkan tanggapan para murid ketika mereka pertama
kali membawa sebuah unit komputer ke rumah. Salah satu masalah terbesar adalah
mencari waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumah karena setiap orang ingin
bermain dengan komputer. Apa yang pada awalnya sebagai keingintahuan telah
menjadi bonus tambahan, yaitu bahwa para orang tua dan keluarga menunjukkan
minat pada apa yang sedang dilakukan anak-anak mereka dengan unit komputer
mereka dan seringkali menjadi terlibat lebih langsung dalam perkembangan
anak-anak mereka sebagai penulis. (Cooke 1986, p. 12)
Penting dicatat bahwa
kutipan tahun pengarang dalam dua tanda kurung (parentheses) menyusul tanda titik akhir (.) karena di sini menunjuk
pada kutipan keseluruhan, bukan hanya kalimat akhir.
b. Elipsis
Untuk
menghindari kutipan panjang yang sama sekali tidak relevan, atau untuk
menyarikan bagian yang penting dari sebuah ekstrak yang lebih panjang, mahasiswa
diperkenankan untuk menghilangkan bagian dari kutipan:
Banyak orang tua mendorong lingkungan belajar di rumah...dan iklan-iklan
dari perusahaan komputer, seringkali ditujukan pada para orang tua, secara
tegas mengklaim kesempatan yang lebih baik dan prestasi nilai yang lebih tinggi
bagi para murid yang memiliki komputer sendiri. (Hancock 1991, pp. 44-45)
Kata-kata yang dihilangkan ditunjukkan dengan
elipsis (tiga titik). Elipsis dapat terjadi setiap saat dalam kutipan teks.
Jika kata-kata dihilangkan pada akhir kalimat, praktek yang modern adalah
dengan menunjukkan elipsis sekali lagi dengan tiga titik.
Spesifikasi dari bahasa pemrogaraman komputer yang sederhana terdiri dari
ketentuan tiga komponen: a) rangkaian dasar...b) rangkaian flow-chart umum; dan c) proses komputasi... (Barr 1990, p. 7)
Jika elipsis dipergunakan, adalah penting untuk
tidak mengubah makna dari teks yang asli dengan cara apapun. Penghilangan kata tidak, misalnya, dengan
menyisipkan...yang sangat tidak pasti disekitar panjang dan pendek dari materi
yang dihilangkan, sama sekali telah mengubah makna yang dimaksud oleh pengarangnya.
Ada etika tertentu tentang cara mengutip dan cara menghilangkan kata-kata
semacam itu akan secara serius melanggar etika ini.
c. Interpolasi
Jika
dianggap perlu untuk menyisipkan penjelasan atau koreksi ke dalam sebuah
kutipan, konvensi mensyaratkan bahwa setiap perubahan editorial semacam itu
harus ditempatkan dalam dua tanda kurung persegi [...], bukan parentheses.
Sic
Interpolasi yang umum dilakukan adalah dengan
memasukkan sic setelah kesalahan
dalam sebuah kutipan. Dengan cara ini mahasiswa mengindikasikan bahwa apa yang
mungkin dianggap kesalahan dalam mereproduksi kutipan sebenarnya merupakan
bagian integral dari teks yang asli.
The theory of ferroelectric domains as not been
worked out but the theory of ferromagnetic domains is well understood, although
modification to provide for charge neutralisation and high electromachanical
[sic] coupling is required before it could be applied to ferroelectrics.
(Kautsky 1987, p. 26)
Di sini, sisipan sic menunjukkan bahwa mahasiswa
menyadari jika kata electromachanical
adalah salah eja, dan seharusnya adalah electromechanical.
Komentar
Jika komentar
diperlukan dalam sebuah kutipan untuk menjelaskan pokok pengertian tertentu,
interpolasi mungkin juga diperlukan:
Cobalt, an hexagonal crystal, exemplifies anisotropy
energy. The direction of the hexagonal axis is the direction of easy
magnetisation [at room temperature], while all directions in the basal plane,
normal to the axis, are hard directions. (Robertson 1992, p. 223)
Fungsi interpolasi di
sini adalah untuk menentukan kondisi temperatur dan untuk menghindari
ketidak-akuratan atau kesalahan dalam interpretasi.
Menambahkan
Antesenden
Ketika muncul ganti yang tidak tertentu dalam
sebuah kutipan, mahasiswa boleh menjelaskan masalahnya dengan menyisipkan kata
atau kata-kata yang tepat dalam dua tanda kurung persegi [...].
He [William Shakespeare] was undoubtedly the
greatest dramatist to date. No other dramatist has rivalled his ability to
portray characters with such liveliness and colour. (Snewin 1992, p. 276)
![]() |
Sumber gambar maftuhin.blogspot.com |
d. Kutipan Khusus
Dalam sejumlah
disiplin ilmu pengetahuan, masalah khusus dalam pengutipan bisa muncul.
Sejumlah petunjuk di bawah ini adalah panduan untuk mengembangkan pola yang
konsisten dalam mengutip materi tulisan.
Kutipan
dalam kutipan
Jika kutipan terjadi dalam ekstrak pendek yang
dikutip, prosedur yang umum adalah menyertakan seluruh kutipan dalam ”tanda
kutipan ganda” dan kutipan internal dalam ”tanda kutipan tunggal”:
Hogard (1983) has depicted vividly the
stereotypes attributed to the upper-class by the lower-class in terms of “the
ideas of the group, ‘acting posh’, ‘giving y’self airs’, ‘getting above
y’self…”
Akan tetapi, jika
kutipan sangat panjang, sudah menjadi kebiasaan untuk membuat garis masuk (indent) kutipan dengan cara yang normal
tanpa menggunakan tanda pengutipan dan menggunakan tanda kutipan ganda untuk
setiap kutipan internal:
Dalam mendiskusikan peralatan yang dibutuhkan oleh Agen
Penyelidik, Keeves (1993, p. 54) mencatat bahwa:
Peralatan publikasi desk-top dewasa ini sangat mudah
dipergunakan, sehingga staf yang terampil dapat menyiapkan kopi “kamera
terpasang” secara relatif mudah. Selain itu, fasilitas sekarang ini tersedia
untuk menggambar dengan kualitas yang tinggi dan menguraikan diagram dengan
menggunakan komputer desk-top, sejauh sang staf telah memiliki ketrampilan yang
diperlukan.
Mengutip Puisi
Metod yang
dipergunakan untuk mengutip puisi bergantung pada panjang-pendek kutipan:
kutipan pendek (baris atau bagian dari sebuah baris) disertakan dalam tanda
kutipan ganda dan dimasukkan dalam teks:
It is easy to feel the mystique of the songs
of Ireland
through the sound of “thrush, linnet, stare, and wren”.
Jika dua baris dikutip, tanda garis miring/slash (/) dapat dipergunakan untuk
memisahkan baris:
Synge sensed the inevitability of death when
he said, “There’ll come a season when you’ll stretch/Black boards to cover me”.
Dalam kutipan puisi
yang lebih panjang, tanda kutipan tidak diperlukan: baris harus berspasi
rangkap dan dibuat alenia masuk (indented).
Diantara stanza, ada spasi rangkap:
Something of this power can be felt in Synge’s “A
Question” where he says:
I asked if I got sick and died, would you
With my black funeral go walking too, if you’d stand
close to hear them talk or pray
While I’m let down in that steep bank of clay.
And, No, you said, for if you saw a crew
Of living idiots pressing round that new
Oak coffin—they alive, I dead beneath
That board—you’d rave and rend them with your teeth.
Mengutip Pidato/Ucapan
Dalam kasus tertentu,
mungkin ada kebutuhan untuk mengutip kata-kata sebenarnya dari seorang
pembicara atau dari hasil wawancara pribadi. Kehati-hatian yang sangat tinggi
harus dimiliki untuk menghindari ketidak-akuratan atau kemungkinan salah
interpretasi (mis-interpretation)
atau salah menyajikan (mis-representation).
Jika dimungkinkan, ekstrak pidato/ucapan harus diberikan terlebih dahulu
pada pengarangnya untuk mendapatkan persetujuan.
Professor Olim, dalam pidato pengukuhan yang
diberikan di Charles Sturt University, April
1992, menyatakan, “Hanya ada sedikit keraguan bahwa masyarakat modern dikekang
oleh usaha teknologi dan ilmiah yang berkembang pesat”
Metode pengutipan
pidato/ucapan langsung lainnya adalah dengan pengakuaan terhadap sumber:
Tuntutan yang semakin meningkat untuk tenaga
kerja terlatif secara keilmuan terkait dengan perkembangan masyarakat,
sebagaimana digambarkan oleh pernyataan berikut ini: “Hanya ada sedikit
keraguan bahwa masyarakat modern dikekang oleh usaha teknologi dan ilmiah yang
berkembang pesat”1
_____________
1 Professor
J. Olim dari Charles Sturt University
, dalam pidato pengukuhan, April, 1992. Ijin untuk mengutip diberikan.
Kutipan dalam Catatan Kaki
Ketika sebuah kutipan
dilakukan dalam catatan kaki (footnote),
entah kutipan tersebut dimasukkan dalam sebuah kalimat atau dibuat alenia masuk
(indented), dan disajikan dalam tubuh
catatan kaki, tanda kutipan ganda selalu dipergunakan:
_____________
1 Metode ini juga
dipergunakan oleh Garibaldi yang mengatakan ”Apa artinya hidup tanpa
mengutamakan pengorbanan?”
C.2. Melakukan Parafrase
C.2.1.Apakah parafrase?
Secara umum melakukan parafrase berarti anda
mengambil ide atau gagasan orang lain, dan kemudian mengungkapkannya dengan
kalimat atau kata-kata sendiri. Secara khusus parafrase mengandung tiga
pengertian
·
Mengungkapkan ide atau informasi esensial dari orang
lain dan menyajikannya dalam bentuk baru.
·
Salah satu cara yang absah (ketika disertai dengan
dokumentasi yang akurat) untuk meminjam dari atau menggunakan sebuah sumber.
·
Sebuah pernyataan kembali yang lebih rinci
dibandingkan dengan rangkuman, dengan memusatkan perhatian pada ide atau
gagasan tunggal yang penting secara ringkas.
Kemampuan melakukan parafrase merupakan ketrampilan
yang sangat penting karena parafrase adalah lebih baik dibandingkan dengan
mengutip informasi dari penggalan kalimat yang tidak terlalu istimewa,
disamping membantu mahasiswa mengontrol kecenderungan untuk terlalu banyak
mengutip serta membantu dalam menata proses mental dalam melakukannya.
C.2.2. Teknik Parafrase
Secara umum ada sejumlah tahap yang dapat diikuti
untuk melakukan parafrase secara efektif:
·
Baca dan baca kembali bagian kalimat dari sumber
asli yang hendak dikutip agar anda sungguh-sungguh memahami artinya
·
Kesampingkan bagian kalimat dari sumber asli di atas,
dan tulislah kalimat atau kata-kata sendiri dalam sebuah kartu catatan.
·
Buatlah catatan ringkas di bawah parafrase yang anda
buat untuk mengingatkan anda kelak bagaimana anda telah membayangkan materi
yang anda pergunakan sebagai bahan untuk dikutip. Di atas kartu catatan, tulislah
kata-kata kunci atau prase untuk menunjukkan pokok masalah dari parafrase anda.
·
Periksa kembali susunan kalimat yang anda buat
dengan susunan kalimat aslinya untuk memastikan bahwa versi dari susunan
kalimat yang anda buat secara akurat mengungkapkan semua informasi penting
dalam sebuah bentuk yang baru.
·
Pergunakan tanda kutipan untuk mengidentifikasi
istilah atau ungkapan yang unik yang sudah anda pinjam atau anda ambil secara
persis dari sumber tersebut.
·
Jangan lupa mencatat asal sumber (termasuk halaman)
dalam kartu catatan anda sehingga anda
dapat menyebutkannya secara mudah jika anda memutuskan untuk memasukkannya ke
dalam tulisan anda.
Jadi melakukan parafrase akan melibatkan
kemampuan untuk menunjukkan pemahaman mahasiswa sendiri dari materi yang
dibacanya dengan mengungkapkannya dengan kata-kata sendiri. Melakukan parafrase
karena itu lebih dari sekedar merangkum (summary) gagasan atau ide dari penulis lain. Mengubah
beberapa kata adalah melakukan editing,
bukan melakukan parafrase. Sejumlah cara
sering dimanfaatkan sebagai teknik untuk parafrase dan merupakan contoh
ketrampilan bahasa yang perlu dikuasai[†]
- mengubah
penghubung kalimat (misalnya, penggunaan ’tetapi’, ’di pihak lain’,
’sementara’, ’sama halnya’, ’seperti halnya’, ’baik..maupun’ dsb) yang
terdiri dari dua frasa yang mengungkapkan perbandingan atau kontras.
- mengubah
bentuk kata kerja pasif ke aktif atau sebaliknya;
- melakukan
perubahan terhadap bentuk kata (dalam bahasa inggris misalnya, kata kerja:
to succeed bisa diubah menjadi
kata benda success, kata sifat successful dan kata keterangan succesfully);
- mengubah
kalimat melalui penggunaan sinonim atau persamaan kata
C.2.3. Contoh plagiarisme akibat kesalahan parafrase
Materi asli:
Hakikat ketidakpuasan kerja industri atau klerikal tidak lagi
diperselisihkan. Banyak karyawan dewasa ini lebih menyukai tingkat keterlibatan
yang lebih besar dalam pekerjaan mereka daripada yang diduga sebelumnya. Banyak
dari mereka yang semakin menginginkan pengaturan diri sendiri dan kesempatan
untuk memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap organisasi. (Schuler,
Dowling & Smart, 1988, p. 17)
Materi berikut ini adalah plagiarisme:
Misalnya anda memutuskan untuk memasukkan gagasan
berikut ini dalam sebuah esai atau tulisan. Jika anda menulis berikut ini tanpa
memberikan pengakuan, maka anda melakukan plagiarisme:
Hakikat kerja industri/klerikal adalah tidak
memuaskan. Karyawan menginginkan lebih banyak keterlibatan dalam pekerjaan
mereka, lebih banyak mengatur diri sendiri, dan kesempatan untuk memberikan
kontribusi yang lebih besar terhadap organisasi mereka.
Teks
tersebut adalah plagiarisme karena menggunakan gagasan dan banyak kata-kata
dari penulis lain tanpa menyebut sumbernya. Dengan melakukan hal ini, anda
menyatakan secara tidak langsung bahwa gagasan dan kata-kata tersebut adalah
milik anda sendiri.
[1] penjelasan
secara lebih rinci tentang ketrampilan teknis ini terutama dalam bahasa Inggris
dan contoh latihannya lihat dalam buku Martin L. Arnaudet dan Mary Ellen
Barret, 1984: 42-45, 73-74, 93-95
Salah satu cara untuk menghindarinya adalah dengan mengutip
keseluruhan kata dengan menyebutkan sumbernya secara benar. Namun perlu dicatat
bahwa sebuah esai atau skripsi yang mengandung sebagian besar kutipan dianggap
bukan tulisan yang baik, karena tidak mendemonstrasikan pemahaman anda sendiri
mengenai topik. Solusi yang lain adalah dengan melakukan parafrase dari bagian
yang dikutip dan menyebutkan sumber rujukan.
Parafrase
melibatkan kemampuan dalam membuktikan pemahaman terhadap materi dengan
mengungkapkannya dalam kata-kata sendiri. Membuat parafrase adalah lebih dari
sekadar membuat rangkuman dari gagasan penulis lain. Mengubah sebagian kata adalah melakukan editing, bukan
melakukan parafrase. Contoh berikut ini merupakan percobaan yang baik dalam
membuat parafrase karena memasukkan gagasan utama dari materi asli dan
memberikan bukti tentang pemahaman:
Menurut Schuler, Dowling dan Smart, (1988), dewasa
ini pada umumnya diterima bahwa hakikat
sebagian pekerjaan yang rutin, terutama kerja industrial dan klerikal, adalah
tidak memuaskan. Sesungguhnya disarankan bahwa pekerja menginginkan lebih
banyak partisipasi dan pengaturan diri sendiri dalam rangka memberikan
kontribusi yang lebih signifikan terhadap organisasi.
Parafrase yang tidak diperbolehkan
Meskipun kutipan berikut ini memberikan pengakuan
terhadap sumber atau menyebutkan sumber yang dikutip, namun hampir identik
dengan sumber aslinya, sehingga bukan merupakan sebuah gaya parafrase yang
dapat diterima.
Tidak lagi diperselisihkan bahwa hakikat kerja industrial atau klerikal
adalah tidak memuaskan. Karyawan menginginkan lebih banyak keterlibatan, lebih
mengharapkan mengatur diri sendiri, dan kesempatan untuk memberikan kontribusi
yang lebih besar terhadap organisasi mereka. (Schuler, Dowling & Smart,
1988, p. 17)
Parafrase yang
dipadukan dengan kutipan
Mahasiswa mungkin memilih untuk menggunakan
perpaduan atau gabungan antara kutipan dan parafrase untuk memasukkan gagasan
pengarang lain dalam tulisannya. Contoh berikut ini merupakan salah satunya:
Schuler, Dowling dan Smart (1988 p. 17) menegaskan bahwa ”hakikat ketidakpuasaan
kerja industri atau klerikal tidak lagi diperselisihkan”. Para buruh, menurut
mereka, menginginkan partisipasi yang lebih besar dan pengaturan diri sendiri dalam
rangka memberikan kontribusi yang lebih signifikan terhadap organisasi.
Penting
dicatat bahwa dalam melakukan atau membuat parafrase, boleh saja memasukkan
kata-kata kunci dari sumber asli misalnya, ketidakpuasan (dissatisfying), pengaturan diri sendiri (control), kontribusi (contribution)
dan organisasi (organisation),
sepanjang sumber dari gagasan tersebut dicantumkan.
Referensi:
Schuler R., Dowling R. & Smart S. (1988). Personnel/Human Resource
Management in Australia ,
Sydney, harper & Row.
Maka untuk menghindari plagiarisme karena
paraphrase, yang harus anda lakukan adalah:
·
Tunjukkan, dengan menggunakan tanda kutipan dan/atau
identasi ketika anda mengutip sumber secara langsung. Sebutkan sumbernya.
·
Lakukan parafrase dengan menggunakan kata-kata anda
sendiri; tunjukkan bahwa anda memahami konsep yang terkait. Sebutkan sumbernya.
***
Tags:
Catatan Pinggir
0 komentar